Waspada! 5 Jenis Bullying di Sekolah

Waspada! 5 Jenis Bullying di Sekolah

Tindakan bullying atau dikenal juga dengan sebutan perundungan kerap terjadi di lingkungan sekolah. Tempat yang seharusnya dijadikan sebagai tempat menimba ilmu dan bersosialisasi, justru berubah menjadi lokasi kekerasan yang menumbuhkan rasa trauma dalam diri anak-anak.

Kemdikbud menjelaskan bahwa salah satu hal yang membuka peluang terjadinya peristiwa bullying adalah keberagaman. Perbedaan yang terdapat pada tiap-tiap siswa, baik fisik maupun non-fisik sering menjadi sumber adanya perundungan.

Dalam rangka melakukan pencegahan kasus ini, maka ada baiknya kita mengenali jenis-jenis perilaku atau tindakan yang termasuk dalam kategori bullying. Simak penjelasannya di bawah ini, ya!

Apa itu Bullying?

Dalam KBBI perundungan (bullying) diartikan sebagai mengganggu; mengusik terus-menerus; menyusahkan. Selain itu, dijelaskan pula makna merundung sebagai aktivitas yang menyakiti orang lain, baik secara fisik maupun psikis, dalam bentuk kekerasan verbal, sosial, atau fisik berulang kali dan dari waktu ke waktu, seperti memanggil nama seseorang dengan julukan yang tidak disukai, memukul, mendorong, menyebarkan rumor, mengancam, atau merongrong.

Baca Juga:

5 Soft Skills yang Wajib Dimiliki Pelajar

Bullying dapat menjadi ancaman serius bagi siswa di berbagai usia. Aktivitas perundungan dapat memberikan dampak buruk dan dapat mengubah karakter baik pada pelaku maupun korban perundungan. Dampak bahaya ini bisa mengakibatkan efek panjang seperti kesehatan mental dan emosional, termasuk depresi dan kecemasan, yang dapat menyebabkan penyalahgunaan narkoba dan penurunan prestasi di sekolah.

1. Verbal Bullying (Perundungan Verbal)

Jenis bullying yang satu ini sering sekali terjadi karena banyak siswa yang tanpa sadar melakukannya. Biasanya, mereka akan berdalih bahwa mereka hanya bercanda dan melabeli korban sebagai orang yang “baper” apabila merasa tersinggung.

Contoh dari jenis bullying ini adalah berupa kalimat kasar atau ejekan yang ditujukan pada seseorang. Ejekan ini dapat berupa fisik maupun non fisik yang dianggap sebagai kelemahan korban. Meskipun sering tidak disadari apa dampaknya, namun ternyata verbal bullying memiliki efek jangka panjang dan sangat membekas pada korbannya.

2. Physical Bullying (Perundungan Fisik)

Berbeda dengan yang sebelumnya, bullying fisik dapat meninggalkan bekas yang mudah terlihat, seperti luka memar, lebam, robek, dan sebagainya karena pelaku perundungan biasanya melakukan tindakan, seperti memukul, mencekik, menjambak atau tindakan lainnya yang bisa melukai fisik si korban.

Akan tetapi, menurut beberapa peneliti, jenis perundungan ini tidak hanya berupa aksi yang meninggalkan luka pada tubuh korban, melainkan juga berupa penghadangan di jalan, menggertak atau melempari benda-benda kecil.

Baca Juga:

Bagaimana Cara Menghilangkan Bosan saat Belajar?

3. Social Bullying (Perundungan Sosial)

Jenis bullying yang satu ini biasanya terjadi karena adanya rasa iri dan cemburu. Pelaku melakukan tindakan pengucilan atau intimidasi tidak langsung yang dilakukan secara berkelompok terhadap si korban. Korban nantinya akan mengalami kesulitan dalam berteman dan sering menyendiri.

4. Cyber Bullying (Perundungan Dunia Maya)

Meskipun tergolong jenis perundungan yang baru, namun cyber bullying merupakan salah satu tindakan berbahaya yang memiliki efek jangka panjang terhadap mental si korban. Biasanya, pelaku menggunakan akun sosial media palsu untuk memberikan komentar-komentar pedas dan tidak pantas pada laman sosial media seseorang.

Selain itu, unggahan status atau gambar bernada negatif yang ditujukan untuk mengintimidasi seseorang juga termasuk dalam bentuk cyber bullying.

5. Sexual Bullying (Perundungan Seksual)

Sexual harassment (pelecehan seksual) merupakan salah satu jenis tindakan dari sexual bullying. Pelecehan ini marak terjadi di kalangan siswa, bahkan tak jarang pelakunya adalah seorang pendidik (guru) dan staf di sekolah itu sendiri. Oleh karena itu, penting untuk sekolah mengajarkan sex education kepada seluruh warga sekolah untuk menekan potensi terjadinya jenis bullying ini.

Sumber:

Unicef.org. (2020). Cara Membicarakan Bullying dengan Anak. Diakses pada 20 Agustus 2023

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *

wpChatIcon