Tahukah bahwa dulu anak sekolah pernah mendapatkan libur sebulan penuh saat bulan Ramadhan? Kebijakan ini sempat diterapkan di Indonesia dengan alasan untuk memberikan kesempatan bagi siswa lebih fokus beribadah selama bulan suci.
Namun, seiring waktu, aturan ini mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan kebijakan pemerintah yang berlaku. Bagaimana sejarah libur panjang ini dimulai dan mengapa akhirnya berubah? Simak selengkapnya dalam artikel berikut!
Apa Sejarah Libur Sekolah Sebulan Penuh di Bulan Ramadhan?
Sejak masa pemerintahan Hindia Belanda, sekolah-sekolah binaan kolonial sudah menerapkan libur sebulan penuh selama Ramadhan. Tradisi ini berlanjut setelah Indonesia merdeka, di mana pada era Presiden Soekarno, sekolah tetap diliburkan agar anak sekolah yang beragama Muslim dapat menjalankan puasa dengan lebih khusyuk.
Namun, saat Presiden Soeharto berkuasa, kebijakan ini diubah oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Daoed Joesoef. Libur sekolah selama Ramadhan dipersingkat menjadi hanya 10 hari, yaitu 3 hari di awal dan 7 hari menjelang Idul Fitri.
Meskipun menuai kritik, kebijakan ini bertujuan agar siswa tetap belajar selama bulan puasa, sehingga tidak tertinggal dalam pendidikan dan lebih disiplin dalam menjalankan ibadah.
Baca Juga: Rekomendasi Waktu Terbaik untuk Belajar
Bagaimana Kebijakan Libur Ramadhan Sekolah Saat Ini?
Pada masa kepemimpinan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur), kebijakan libur sekolah sebulan penuh saat Ramadhan kembali diberlakukan sebagai bentuk perhatian beliau terhadap umat Islam. Namun, kebijakan ini tidak berlangsung lama.
Setelah Megawati Soekarnoputri menjabat sebagai presiden, aturan tersebut dihapus dan dikembalikan seperti yang diterapkan oleh Daoed Joesoef. Ketentuan ini kemudian dilanjutkan oleh pemerintahan berikutnya. Meskipun singkat, libur sebulan penuh di era Gus Dur tetap dikenang oleh banyak masyarakat hingga kini.
Referensi:
